Friday, May 25, 2007

INDON?? NO!

Yup, saya juga! Gatal kuping saya jika ada penduduk local menyebut saya “Oh Indon....”. “Bukan kak! Saya orang Indonesia bukan Indon!”



Ckckck….Awal datang ke sini, sempat nggak ngeh kalau Indon itu Indonesia, lalu Bangla itu sebutan untuk orang Bangladesh. Apa susahnya sich menyebut secara lengkap? Lalu apa mereka mau dipanggil “Oohh orang Singa?” Nggak kaaannn....




Alasannya untuk menghemat huruf? Memangnya sms?




Saya tahu kalau Indonesia itu singkatannya INA (coba lihat kalau lagi pertandingan internasional). Tetapi dalam sms saya memakai kata “indo” untuk menyingkatnya. Khawatir kalau yang dikirim sms salah kira. “Mau ke ina?” “eh....ina mana yach?”..... berbalas kata dalam sms jadi panjang deh







(sedang menunggu pukul 2 dini hari untuk memberi obat mbak zaza yang lagi fever)

Thursday, May 17, 2007

IT'S NOT A LINEAR EQUATION INDEED

Sekitar jam 9.30 pagi hp saya berdering. Ternyata ada incoming call dari suami yang memberitahu saya bahwa baru saja suami berbincang2 dengan guru les mbak zaza. Menurut gurunya, mbak zaza memang punya kelemahan di vocabulary dan sentence structure. Terpengaruh dengan singlish demikian kata gurunya. Tapi overall mbak zaza sudah menunjukkan progress terlihat dari tulisan2 yang dibuat selama ini. Sang guru pun reassured my husband need not to worry. “As long as the progress is there, she’ll be doing fine. However, it’s strongly encouraged that she reads more books and they are not only fiction books but also non fiction ones to broaden her vocabulary record”.

Kemarin hasil ujian SA1 untuk bahasa Inggris sudah keluar. Hasilnya? Alhamdulillah bagus menurut saya…..Kok menurut saya? Ya, karena nilai yang diperoleh mbak zaza belum tentu dianggap bagus oleh orang tua lain. Well, never mind. I really don’t want to meddle with other parents’ business. Saya berusaha untuk melatih diri to keep my expectation over mbak zaza’s exam result in check.

Pada awalnya saya sulit untuk bersikap seperti ini. Previously, I definitely hung my expectation over anything or anyone quite high entah itu terhadap diri saya sendiri atau orang2 di sekitar saya. Jaman sekolah dulu, jika saya belajar dengan sungguh2, biasanya hasil sesuai dengan harapan. Tetapi bila cara belajar saya wes ewes ewes bisa dipastikan nilainya bablas amblas. Bila diumpamakan dengan persamaan linier dalam matematika y = mx + c dimana m dan c diambil konstanta positip sehingga harga y tergantung dari besarnya x. Semakin besar x, y akan semakin besar pula.. Hal inilah yang kemudian menjadi pelajaran buat saya adalah hukum pendekatan itu tidak berlaku dalam kehidupan.

Dua tahun yang lalu, saya mengambil partime course di salah satu lembaga pendidikan bahasa. Beberapa faktor antara lain besarnya biaya course dan kondisi dimana saya merasa sebagai ‘anak bawang’ diantara para peserta course, forced me to do extra work. Dan itu memang saya lakukan. Belajar hingga dini hari. Bahkan saat lebaran pun dimana keluarga kumpul, saya mengasingkan diri ke kamar atas. Ditemani oleh laptop, buku-buku dan artikel-artikel, saya fokus dengan urusan jawab menjawab quis. Saat ijazah beserta hasil ujian akan dibagikan, saya punya keyakinan bahwa nilai tidak akan meleset jauh dari harapan. Unfortunately, kenyataan berbicara lain. Hati rasanya seperti diremas2, sangat kecewa dan itu berlangsung berhari-hari. Mau tidak menangis tapi air mata terus mengalir.

I should have learned my lesson. Hanya saja untuk mengubah sifat yang sudah sedemikian rupa tidak mudah. Jika kekecewaan menyelinap tanpa permisi, masih saya tumpahkan dalam bentuk emosi yang meledak2. Sampai suatu saat saya melihat bagaimana mbak zaza merasa takut untuk memberitahukan hasil ujian matematikanya kepada saya karena nilainya yang dia tahu pasti tidak memuaskan saya. Itu adalah kartu mati untuk saya.

Hari ini, mbak zaza dengan suara pelan memberi tahu bahwa hasil SA1 science nya tidak sebagus English and Math. Lagi, perasaan kecewa itu mulai terasa. But I firmly said to my self that I had to curb my disappointment in low level. I wouldn’t vent it out in the form of anger. Setelah selesai sholat, saya ceritakan kekecewaan yang saya rasakan kepada mbak zaza. Bukan karena hasil yang sudah didapat tetapi lebih pada cara mbak zaza belajar. Memang untuk pelajaran ini she didn’t study as hard as she did with the other two subjects. Sungguh hanya dengan izin Allah, perkataan saya mengalir tanpa ada nada marah. Kami berdua menangis. Setelah semua unek2 dikeluarkan, nasehat diuraikan, dipercakapan diakhiri dengan pelukan dan ungkapan sayang saya terhadapnya. MasyaAllah. Nikmat rasanya bila kekecewaan itu tidak dilampiaskan dengan amarah. Suara tidak menjadi serak dan yang utama tidak ada hati yang terlukai. Alhamdulillah ya Allah. Bantu saya untuk tetap istiqamah dengan sikap ini, bahwa hasil dari suatu usaha yang dilakukan sepenuhnya hak Allah.

Friday, May 11, 2007

EVERYTHING YOU NEED TO KNOW ABOUT.....

Waduh judulnya panjang yach...... Sebenarnya itu judul dari buku science zaza. Hari senin tgl 14 (last exam day for this semester) mbak zaza masih ada ujian untuk pelajaran science. Selama kelas 4(P4) ini, buku dengan judul diatas adalah merupakan buku pegangan kami dalam mengajarkan zaza science selain textbook yang dipakai disekolah.

Seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan terdahulu, pelajaran science untuk upper primary class lebih diberatkan pada kemampuan anak dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Informasi ini saya dapat waktu saya bertemu dengan zaza's form teacher when she was in P3. "Where do you think the A star comes from?" tanya guru itu. Belum sempat saya menjawab beliau sudah menjelaskan lebih lanjut. "From those applied questions which answers need broader knowledge". Seorang kawan melayu saya sempat bercerita bahwa untuk pelajaran sains tidak cukup belajar dari textbook saja. Harus rajin mencari ilmu sendiri. Informasi2 yang saya terima ini saya rekam baik2 di dalam bilik memori.

Akhir tahun lalu, sebuah toko buku yang cukup popular disini mengadakan book sale di singapore expo. Kesempatan ini tidak saya lewatkan. Biasanya pada saat sale begini, buku2 assessment harganya lebih murah, jadilah saya membeli beberapa buku2 tersebut. Dari sekian banyak pilihan, saya biasanya memilih yang terbitan Marshal cavendish, EPH, EPB untuk buku math, Engl dan Scie. Pemilihan buku ini sebetulnya sesuai dengan kebutuhan saja. Saat akan membayar, secara tidak sengaja saya menemukan tumpukan paket buku2 science P4.Dalam satu paket ada 6 buku dimana tiap 1 buku membahas 1 theme misalkan tentang matter, heat, dll. I then scanned the contain briefly and decided to buy it (karena rekaman di kepala saya tiba2 ber"nyanyi")

Apa yang di"iklankan" dalam buku ini memang banyak membantu kami dalam menerangkan materi2 yang dipelajari zaza di sekolah. Diakui walaupun sudah dibeli, awalnya sempat ketar ketir juga. Bayangkan satu buku hanya untuk satu pembahasan saja. Ternyata kekhawatiran itu tidak terbukti sepenuhnya. Buku ini menjelaskan konsep secara detil dan mudah. Setiap teori yang dijelaskan selalu diikuti dengan percobaan. Tujuan, material yang digunakan, prosedur, observasi, penjelasan dan kesimpulan layaknya dulu saat saya membuat laporan praktikum. Selain itu buku ini juga memberikan contoh2 practice questions lengkap dengan penjelasannya.

Ternyata dikelas 4 ini, baik CA1 dan SA1 untuk pelajaran scie, materi kelas 3 juga turut diujikan. Karena belum punya yang seri kelas 3, saya pun memburu buku paket ini. Setelah selesai acara di SIS hari minggu lalu, saya merambah toko buku popular dibeberapa lokasi mulai dari orchard road, Jurong east dan berakir di jurong point mall. Itupun saya harus reserved dulu bukunya karena takut kehabisan.

Sama seperti buku P4, pembahasan tiap materi di buku ini juga mendalam dan lebih luas cakupannya dari buku text book. Walaupun demikian, bahasa yang digunakan tidak terlalu njelimet. Jadi tetap mudah dicerna. Saya akui tidak semua pembahasan disitu harus dicekokkan ke zaza
. Sebagian darinya cukup sebagai pengetahuan atau ilmu tambahan sementara ini. Biasanya untuk pelajaran yang membutuhkan hapalan seperti ini, zaza lebih dulu membaca buku tersebut setelah itu akan diterangkan lebih lanjut, entah oleh saya atau suami {tapi lebih sering dengan suami ding }

Saya bukan promotion department manager dari publisher itu. Jika boleh menyarankan, membeli buku ini tidak rugi. Banyak ilmu yang bisa didapat dari situ. Tidak hanya sekedar soal2 dan jawabannya saja. Satu lagi saran, jika mau beli tunggu saat book sale menjelang tahun ajaran baru. Karena perbedaan harga yang cukup signifikan (berdasarkan pengalaman pribadi neeeh)








Buat yang mau tahu buku itu: Everything you need to know about science by Educational Publishing House Pte Ltd.

Monday, May 7, 2007

CAN NOT ANSWER LOR!

1) A + B + B = 32

A + A + B = 28

What is the value of A + B ?

2) There are 136 pencils and pens in a box. 0.6 of the pencils is equal to ¼ of the pens. How many pencils are there in the box?

Hayoooo sapa bisa jawaaaab?

Soal2 diatas adalah soal2 ujian SA(semestral assessment)1 dari salah satu sekolah di Singapore (definitely bukan sekolah mbak zaza).

Saya sebagai orang tua dalam hati bertanya, apakah ini soal standard matematika untuk anak kelas 4 SD? Kalau memang soal standard berarti diharapkan semua anak kelas 4 itu bisa mengerjakan pertanyaan2 itu. Soal no 1 adalah soal eliminasi dengan 2 unknown variables. Sedangkan soal kedua adalah word problem yang sifatnya tricky (tidak bisa dikatakan soal mudah)

Karena zaza belum bisa, jadi tugas saya menerangkan. Nah, itulah yang menjadi masalah. Saya mengutak-atik bagaimana mencari cara mudahnya sehingga zaza mengerti. Biyuuung.....kenapa juga ada soal beginian siiihhh....

Begitu suami pulang, langsung saya “lempar” tugas menerangkan kepadanya, sebelum saya sutris melihat ekspresi muka zaza.

Setelah diterangkan beberapa kali oleh suami (+ my hubby's friend) dengan memberikan contoh soal yang hampir mirip dengan no 1, zaza gradually got the slightest idea. Alhamdulillah. Walaupun kelihatannya belum ‘klik’ banget. Tidak apa2. belajar dan belajar mbak!

Saya pernah menghadiri workshop matematika yang diselenggarakan oleh sekolah zaza. Tujuan workshop ini adalah memberikan tips2 bagaimana mengajarkan matematika kepada anak2 dirumah. Tetapi contoh soal2 yang diberikan sangat simpel jauh dari kategori diatas. Seandainya saya menjumpai soal2 ini lebih dahulu, sudah tentu akan saya tanyakan di workshop tersebut bagaimana caranya. (Rasanya lebih sreg kalau diterangkan langsung oleh guru yang bersangkutan daripada melihat dari buku2 assessment yang banyak dijual di toko buku disini).

Karena penasaran, saya mencoba mencari tahu tentang sekolah itu. Ternyata, sekolah tersebut adalah satu dari sembilan sekolah SD yang mempunyai program khusus yaitu Gifted Education Programme (GEP). GEP diperuntukkan bagi murid2 yang intellectually brightest. Students in this programme will be given vigorous curriculum which extends beyond basic syllabus.

Aha, saya berprasangka saja bahwa soal2 itu bisa jadi memang diluar garis standard. Sedikit lega.

Namun bukan berarti saya hanya ingin zaza mengerjakan soal yang mudah2 saja. Tentu tidak. Ada dua sisi. Sisi satu, memberikan soal2 yang bersifat challenging dapat memotivasi zaza untuk belajar lebih giat lagi. Sisi dua, memberikan soal2 yang bersifat challenging tapi malah membuat dia patah arang karena terlalu sulit. Sisi yang kedua ini tidak saya harapkan. Well, harus pintar2 cari soal deh....

Ayooo mbak, tetap semangat! Sebentar lagi ujian neehhh...*kok jadi bunda yang heboh begeneee*



Pssst, untuk soal no 2 diatas, seorang bapak dari 2 anak dan seorang calon bapak sampai berdiskusi bermenit2 (menjelang tengah malam pula) untuk mengetahui jawabannya

Thursday, May 3, 2007

BLOCK errr WHAT? BLOG???

Te: bunda, mampir ya ke rumahku

Sa: (dengan polosnya) Aduh maaf Fe. Bukannya saya nggak mau kesana, tapi kondisi badan kurang mengizinkan nich

Te: oh bukan. maksud fe ke rumah maya ini alamatnya (seraya menyebutkan url-nya)

Sa: apa?ooohhh block???? (masih nggak ngeh)

Sekelumit percakapan saya dengan seorang teman di suatu siang dua tahun lalu. Segera teman mengirim sms alamat jelasnya. Buka computer, connect internet, search alamat yang diberikan tadi. Criiing, muncullah sebuah tampilan yang cantik. Di dalamnya banyak cerita2 dan foto. Baru ngeh...ini toh yang dimaksud ‘rumah eh block’ itu.

Begitulah kira2 perkenalan saya dengan electronic diary ini. Ternyata sudah banyak teman2 lain yang saya kenal memiliki rumah maya ini. Waahhh kemana aja saya yah....sepertinya saya hidup di zaman yang berbeda dengan mereka.

Saya pada dasarnya memang kuper. Plus gaptek, sudahlah lengkap. Dunia ‘pergaulan’ saya semakin sempit sejak saya memutuskan mengambil part time course di suatu lembaga pendidikan disini. Sungguh, course ini memakan sebagian besar waktu saya sehingga 24jam/hari itu kurang rasanya (betul, nggak exaggerating).

Enough for reasoning. Back to business.

Sejak diperkenalkan blog itu saya rajin mengunjungi blog siapa saja…maafkan saya jarang meninggalkan jejak. Paling satu dua komen saja itupun tidak di semua rumah yang saya kunjungi. “Ckckck gimana bikinnya?” bertanya saya pada diri sendiri.

Singkat cerita, zaza yang sering juga melihat blog2 anak2nya teman mulai tertarik untuk memiliki. “Buatin dong bun” pintanya. “Waduuhh bunda belum bisa. Ntar yach mbak bunda belajar dulu”.

Mulailah mencari tahu tentang apa itu HTML. Alamakkk....rasanya seperti balik ke masa kuliah dulu belajar program PASCAL untuk mengolah data tugas akhir saya. Sistem kode2, loop dll.

Dengan modal template yang ada di blog, saya buatkan sebuah weblog untuk zaza. Belum sanggup mengutak-atik blog, akhirnya saya minta tolong sama teman yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia ini. Minta dibuatkan blog yang cantik untuk zaza dan inilah dia. Mudah2an zaza lebih sering meng-update posting2nya.

Saya pun ‘kecipratan’ untuk punya blog juga. Mengambil dari template yang ada lalu diubah sedikit jadilah blog ini. Itu pun bukan murni kerjaan sendiri karena masih ada campur tangan dari orang lain. Walaupun bisa dikatakan masih tipe ‘RS’ saya sudah bersyukur. Satu keinginan saya adalah merubah headernya. Well bila bila lah....

Menulis adalah suatu kelemahan saya. Sejak saya punya blog ini, saya belajar untuk menuangkan apa yang ada dipikiran saya dalam bentuk tulisan. Now I have a place to vent whatever thought that crossed my mind in the form of trebuchet-font-letter words.

Hanya saja sampai entry ini di publish belum ada keinginan untuk publicly introduce my blog. Just 1 orang kakak sepupu dan segelintir teman2 yang tahu bahwa saya sekarang one of the bloggers.


Thanks to
Febi karena sudah mengenalkan saya apa itu blog
Dini karena sudah mau direcokin dengan pertanyaan2 tentang html dan pengerecokan sepertinya masih akan berlangsung