Tuesday, June 26, 2007

TO LEARN SOMETHING FROM SOMEONE

"Tiap orang pasti punya sisi untuk dipelajari dan berbagi ilmu" demikian pesan singkat yang dikirim oleh sahabat saya beberapa waktu lalu. Kalimat sederhana tetapi mempunyai arti yang mengesankan. Saya mengartikan bahwa sang pengirim haus akan ilmu. Subhanallah! Saya yakin beliau paham betul bahwa mencari ilmu itu sesuatu yang sangat dianjurkan karena dengan ilmu itu akan mendekatkan beliau pada Sang Khalik.

Saya bersyukur karena saya bertemu dan mengenal teman-teman (termasuk sahabat saya itu) yang memiliki ilmu yang berbeda2. Jika ingin bertanya tentang memasak saya bisa menghubungi teman A. Tidak tahu tentang suatu hal dalam agama, selain kepada suami saya juga bertanya pada teman B,C. Ingin tahu tentang penulisan, saya kirim sms kepada teman D. Capek mengutak-atik blog tetapi tetap tidak berhasil, saya tinggal mengetuk pintu kamarnya lalu minta diajarkan (ini dulu sich waktu teman tersebut masih di Blk 242). Nikmat yach dapat transfer ilmu dari mana2. Tidak hanya pengetahuan yang saya dapat, banyak hal2 lain yang tanpa mereka sadari menjadi masukan berharga untuk saya. Jadi teringat tausiah yang mengatakan jadilah manusia yang dapat memberikan manfaat bagi umat di sekitarnya. Keberadaan mereka memberikan manfaat kepada saya. Lalu, bagaimanakah keberadaan saya diantara mereka? Adakah saya punya ilmu untuk dibagikan kepada mereka? Ahh tidak mampu saya menjawab pertanyaan saya sendiri....

Jujur saja, saya sempat tercenung setelah membaca sms diatas. Ilmu apa yang saya punya? Apa yang dapat saya berikan kepada orang disekeliling saya? Saya tidak mau bermuluk-muluk, bahwa saya mempunyai sesuatu (bukan dalam bentuk materi) untuk dibagikan kepada saudara, teman, tetangga....Saat ini yang terpikir adalah, adakah saya sudah mentransfer ilmu kepada keluarga kecil saya? Bila sudah, apa? kapan? dimana? Apakah saya sudah menjadi good role model untuk kedua buah hati saya? Rasanya saya tidak bisa menjawab atau memang belum?

Alangkahnya indahnya bila suatu saat, mbak zaza dan ade qoni berkata, "Oh aku tahu itu, bunda dulu yang mengajarkan..." atau "Aku dapat hal ini dari bunda.... ". Dan mereka meneruskannya kepada anak2 mereka kelak .....







Sunday, June 24, 2007

SHE LOVES HER JOB

Setiap yang melakukan pekerjaan pasti akan ada konsekuensi yang mengikutinya. Konsekuensi itu bisa berupa pujian ataupun keluhan, tergantung bagaimana seseorang melakukan pekerjaaan tersebut. Jika melakukannya dengan sepenuh hati sehingga hasil pekerjaan memuaskan, tentulah pujian yang datang. Tetapi bagaimana bila pekerjaan itu dilakukan dengan serius, sungguh-sungguh, bukan pujian yang datang? Seperti kasus berikut ini.



Alkisah suatu siang, seorang mbak guide yang telah melakoni pekerj
aannya selama 15 tahun, membawa suatu rombongan ke beberapa tujuan (tourist aims) di negaranya. Selama di perjalanan tersebut, mbak guide itu menceritakan banyak hal tentang negaranya bahkan dibumbui sedikit dengan pengalaman pribadinya. Suasana yang sejuk dalam bis dan kondisi perut kenyang menyebabkan beberapa peserta rombongan terkantuk-kantuk.



Ketika sampai di tempat tujuan pertama, disinilah her professional occupation
itu 'diuji' oleh beberapa peserta dalam bentuk complain. "Unfortunately, you didn't tell us...etc,etc". Si mbak guide berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa dalam perjalanan tadi hal yang dikeluhkan itu sudah dijelaskan beberapa kali. Tetapi sang prof dan teman2nya kekeuh tidak terima. Akhirnya dengan besar hati, mbak guide itu meminta maaf atas misunderstanding yang terjadi yang mungkin disebabkan oleh bahasa Inggrisnya yang tidak dimengerti oleh sekelompok orang. Hmmm...tadi prof bobo yach....??


Perjalanan diteruskan. Ternyata hari itu memang hari ujian mbak guide. Kali ini yang diuji adalah kesabaran dan tanggungjawabnya sebagai seorang guide. Seorang prof Korea tidak kembali ke tempat duduknya pada saat rombongan akan melanjutkan perjalanan. Terbaca kecemasan di wajahnya. "It's a far away place from the University" begitu katanya pada seorang colleague sang prof. Sang colleague pun berusaha membantu dengan made several calls to him. They were to no avail. "his phone was always engaged. Perhaps he changed his phone no" kata collegue itu dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Mbak guide pun memutuskan untuk menyusuri lokasi yang dikunjungi dari ujung A ke ujung B beberapa kali, tanpa menemukan prof tersebut. "He is under my responsibility. Any luck?" sekali lagi dia bertanya pada colleague tersebut. Tiga orang anak asuhan sang prof pun dikerahkan untuk membantunya. Still, his whereabouts was unknown. Mencoba kontak dengan bis yang lain, barangkali saja this missing person ada disana. Tidak juga berhasil dikontak. Akhirnya setelah menunggu 40 menit didalam bis, didapat info melegakan sekaligus menjengkelkan. Ternyata, beliau salah naik bis! Beliau berada di bis yang pertama. Oleh supir bis yang pertama disarankan sang prof memberi tahu bahwa dia tidak kembali ke grupnya. Do you want to know how he responded to the driver's suggestion? "No. I don't think I need to call her to let her know that I join the other group". Arrggghhh Duuhhh prof, sampeyan bagaimana tho....Seorang prof Australia jokingly said " Later he is not dared to come back 'cause he is now everyone's enemy in this bus".


At the end of the day, she had chosen her job and she knew what consequences she might shoulder...


To my best friend in Holland Dr, are there any moral values behind this story?



Tuesday, June 12, 2007

MY INVALUABLE ASSISTANT

"Aku ga mau punya baby brother. Buang aja atau kasih sama tante yang belum punya anak!" teriak Zaza dengan kecewa setelah tahu bahwa bayi yang dikandung bundanya kemungkinan besar laki2. "Duuuhhh belajar dari mana kalimat itu sayaaang....." kata saya pelan. Itu dulu.

Sekarang dengan senyum sumringah Zaza akan berkata, "bunda, punya ade lagi doong. Lima ya". Gedubraaak! Dengan adenya Zaza akan berkata, "aku gemmmesss deh. Ade lucu!" Sejak baby Qoni lahir, Alhamdulillah sikap Zaza berubah 180 derajat, dari menolak punya adik laki2 menjadi menerima dan sayang pada adiknya.

Ya sejak saat itu Zaza sangat menikmati perannya sebagai seorang kakak. Sungguh saya memujinya karena dia mempunyai naluri untuk ngemong adiknya. She can always find ways to play with her toddler brother, to make him belly laughing. Reciprocally, the baby enjoys her company very much. He will clap his hands with joy whenever he sees his sister coming back from school. Saya yang melihat kekompakan mereka merasa amat bahagia. Perbedaan usia yang cukup jauh (8thn 4 bln) tidak menjadi penghalang bagi mereka berdua untuk bermain bersama.

Perbedaan usia it
u pulalah yang memberikan 'benefit' kepada saya . Selain membantu menjaga adiknya dengan mengajaknya bermain, saya sering minta tolong kepada Zaza. "Mbak, tolong siapin keperluan ade, mbak tolong buatkan susu ya, sayang tolong ambilkan ini dan itu donk...." dan masih banyak lagi. Zaza pun cukup terampil dalam melaksanakan 'tugas' yang saya minta itu. Demikian pula, jika pergi bertiga naik bis, Zaza yang membawa stroller. Jadilah dia 'asisten' saya. 'Asisten' yang capable!

Pernah suatu sore, setelah Zaza selesai kursus menulis di salah satu lembaga bahasa inggris disini, baby Qoni BAB. Tanpa buang waktu, saya mencari nursery room. Ada satu hal, baby Qoni sangat tidak nyaman jika saya mengganti diapernya di nappy changing station. Sudah diduga, Qoni akan menangis menjerit-jerit sambil menendang-nendangkan kakinya membuat saya amat kerepotan. Karena ingin segera mengganti dengan diaper yang bersih dan mendudukkan Qoni ke strollernya kembali sehingga ia berhenti menangis, saya memberikan diaper yang ada kotorannya kepada Zaza dalam keadaan terbuka. Zaza pun sigap membantu saya. Sesaat kemudian saya sadar dan melihat Zaza memegang diaper adiknya tanpa rasa jijik sama sekali, tidak membuang muka ataupun menutup hidungnya. Entah karena dia tahu, bundanya sedang kerepotan, membuat dia menahan diri. Nyessss.....hati saya terharu. Duuuhhh mbaaak....makasih ya atas bantuan dan pengertiannya.

Sejak hari senin tgl 11 sampai rabu tgl 13, Zaza mengikuti buddy camp yang diselenggarakan oleh mesjid Arraudhah. Untuk sementara saya tidak punya 'asisten'. Repot?? jelaslah. Tetapi yang lebih terasa adalah tidak terdengar tawa mereka berdua jika sedang asyik bermain, suara Zaza menyanyikan lagu-lagu yang ada di VCD Kidsongs, teriakannya bila sedang menggoda baby Qoni. Aahhh tidak sabar menunggu besok.




Mbak, maafin abi dan bunda ya...kalau masih suka marah karena mengangap Zaza lalai menjaga ade. But all in all, you are our priceless beautiful daughter and we know that you always put your heart in doing everything. Love you darling!