Sunday, June 24, 2007

SHE LOVES HER JOB

Setiap yang melakukan pekerjaan pasti akan ada konsekuensi yang mengikutinya. Konsekuensi itu bisa berupa pujian ataupun keluhan, tergantung bagaimana seseorang melakukan pekerjaaan tersebut. Jika melakukannya dengan sepenuh hati sehingga hasil pekerjaan memuaskan, tentulah pujian yang datang. Tetapi bagaimana bila pekerjaan itu dilakukan dengan serius, sungguh-sungguh, bukan pujian yang datang? Seperti kasus berikut ini.



Alkisah suatu siang, seorang mbak guide yang telah melakoni pekerj
aannya selama 15 tahun, membawa suatu rombongan ke beberapa tujuan (tourist aims) di negaranya. Selama di perjalanan tersebut, mbak guide itu menceritakan banyak hal tentang negaranya bahkan dibumbui sedikit dengan pengalaman pribadinya. Suasana yang sejuk dalam bis dan kondisi perut kenyang menyebabkan beberapa peserta rombongan terkantuk-kantuk.



Ketika sampai di tempat tujuan pertama, disinilah her professional occupation
itu 'diuji' oleh beberapa peserta dalam bentuk complain. "Unfortunately, you didn't tell us...etc,etc". Si mbak guide berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa dalam perjalanan tadi hal yang dikeluhkan itu sudah dijelaskan beberapa kali. Tetapi sang prof dan teman2nya kekeuh tidak terima. Akhirnya dengan besar hati, mbak guide itu meminta maaf atas misunderstanding yang terjadi yang mungkin disebabkan oleh bahasa Inggrisnya yang tidak dimengerti oleh sekelompok orang. Hmmm...tadi prof bobo yach....??


Perjalanan diteruskan. Ternyata hari itu memang hari ujian mbak guide. Kali ini yang diuji adalah kesabaran dan tanggungjawabnya sebagai seorang guide. Seorang prof Korea tidak kembali ke tempat duduknya pada saat rombongan akan melanjutkan perjalanan. Terbaca kecemasan di wajahnya. "It's a far away place from the University" begitu katanya pada seorang colleague sang prof. Sang colleague pun berusaha membantu dengan made several calls to him. They were to no avail. "his phone was always engaged. Perhaps he changed his phone no" kata collegue itu dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Mbak guide pun memutuskan untuk menyusuri lokasi yang dikunjungi dari ujung A ke ujung B beberapa kali, tanpa menemukan prof tersebut. "He is under my responsibility. Any luck?" sekali lagi dia bertanya pada colleague tersebut. Tiga orang anak asuhan sang prof pun dikerahkan untuk membantunya. Still, his whereabouts was unknown. Mencoba kontak dengan bis yang lain, barangkali saja this missing person ada disana. Tidak juga berhasil dikontak. Akhirnya setelah menunggu 40 menit didalam bis, didapat info melegakan sekaligus menjengkelkan. Ternyata, beliau salah naik bis! Beliau berada di bis yang pertama. Oleh supir bis yang pertama disarankan sang prof memberi tahu bahwa dia tidak kembali ke grupnya. Do you want to know how he responded to the driver's suggestion? "No. I don't think I need to call her to let her know that I join the other group". Arrggghhh Duuhhh prof, sampeyan bagaimana tho....Seorang prof Australia jokingly said " Later he is not dared to come back 'cause he is now everyone's enemy in this bus".


At the end of the day, she had chosen her job and she knew what consequences she might shoulder...


To my best friend in Holland Dr, are there any moral values behind this story?



4 comments:

Anonymous said...

My dearest mbak,
I do love my job too! And I am grateful to have the change to do my 'jobs';)
At last, I have got 'oleh-oleh' from your holiday:D

Anonymous said...

I know it too.....one of the greatest jobs ever yach....hehehe....maaf nich oleh2nya cuma cerita....

Anonymous said...

duuuuh kasian amat ya si mbak guide ini, punya 'anak buah' kok ya nyebelin amat. but, i do love my job tooooo.....hehe....krn walopun anak2buahku kadang nyebelin juga, tapi i love them sooo much...;-)

bundazazaqoni said...

likewise my dear sisters, i've chosen mine too. the existing 'job' has born me even bigger responsibilities and consequences than those two previous jobs i had couple years back. mudah2an kita semua diberikan sebaik2 reward oleh Allah SWT ya...amiin