Tuesday, June 12, 2007

MY INVALUABLE ASSISTANT

"Aku ga mau punya baby brother. Buang aja atau kasih sama tante yang belum punya anak!" teriak Zaza dengan kecewa setelah tahu bahwa bayi yang dikandung bundanya kemungkinan besar laki2. "Duuuhhh belajar dari mana kalimat itu sayaaang....." kata saya pelan. Itu dulu.

Sekarang dengan senyum sumringah Zaza akan berkata, "bunda, punya ade lagi doong. Lima ya". Gedubraaak! Dengan adenya Zaza akan berkata, "aku gemmmesss deh. Ade lucu!" Sejak baby Qoni lahir, Alhamdulillah sikap Zaza berubah 180 derajat, dari menolak punya adik laki2 menjadi menerima dan sayang pada adiknya.

Ya sejak saat itu Zaza sangat menikmati perannya sebagai seorang kakak. Sungguh saya memujinya karena dia mempunyai naluri untuk ngemong adiknya. She can always find ways to play with her toddler brother, to make him belly laughing. Reciprocally, the baby enjoys her company very much. He will clap his hands with joy whenever he sees his sister coming back from school. Saya yang melihat kekompakan mereka merasa amat bahagia. Perbedaan usia yang cukup jauh (8thn 4 bln) tidak menjadi penghalang bagi mereka berdua untuk bermain bersama.

Perbedaan usia it
u pulalah yang memberikan 'benefit' kepada saya . Selain membantu menjaga adiknya dengan mengajaknya bermain, saya sering minta tolong kepada Zaza. "Mbak, tolong siapin keperluan ade, mbak tolong buatkan susu ya, sayang tolong ambilkan ini dan itu donk...." dan masih banyak lagi. Zaza pun cukup terampil dalam melaksanakan 'tugas' yang saya minta itu. Demikian pula, jika pergi bertiga naik bis, Zaza yang membawa stroller. Jadilah dia 'asisten' saya. 'Asisten' yang capable!

Pernah suatu sore, setelah Zaza selesai kursus menulis di salah satu lembaga bahasa inggris disini, baby Qoni BAB. Tanpa buang waktu, saya mencari nursery room. Ada satu hal, baby Qoni sangat tidak nyaman jika saya mengganti diapernya di nappy changing station. Sudah diduga, Qoni akan menangis menjerit-jerit sambil menendang-nendangkan kakinya membuat saya amat kerepotan. Karena ingin segera mengganti dengan diaper yang bersih dan mendudukkan Qoni ke strollernya kembali sehingga ia berhenti menangis, saya memberikan diaper yang ada kotorannya kepada Zaza dalam keadaan terbuka. Zaza pun sigap membantu saya. Sesaat kemudian saya sadar dan melihat Zaza memegang diaper adiknya tanpa rasa jijik sama sekali, tidak membuang muka ataupun menutup hidungnya. Entah karena dia tahu, bundanya sedang kerepotan, membuat dia menahan diri. Nyessss.....hati saya terharu. Duuuhhh mbaaak....makasih ya atas bantuan dan pengertiannya.

Sejak hari senin tgl 11 sampai rabu tgl 13, Zaza mengikuti buddy camp yang diselenggarakan oleh mesjid Arraudhah. Untuk sementara saya tidak punya 'asisten'. Repot?? jelaslah. Tetapi yang lebih terasa adalah tidak terdengar tawa mereka berdua jika sedang asyik bermain, suara Zaza menyanyikan lagu-lagu yang ada di VCD Kidsongs, teriakannya bila sedang menggoda baby Qoni. Aahhh tidak sabar menunggu besok.




Mbak, maafin abi dan bunda ya...kalau masih suka marah karena mengangap Zaza lalai menjaga ade. But all in all, you are our priceless beautiful daughter and we know that you always put your heart in doing everything. Love you darling!


2 comments:

Anonymous said...

Mbak Endang, bener deh saya nangis baca iniii.....Ah Mbak Zaza...ibu jadi kangeeeen banget...*bighugs*

bundazazaqoni said...

iya Lintang, waktu nulis ini saya juga brebes mili....