Salah satu pekerjaan tumah tangga yang sampai detik saya menulis di computer adalah suatu pekerjaan mempunyai challenge yang besar adalah memasak!. Heran?? Bisa jadi, untuk sebagian orang yang punya hobi ngutak ngatik di dapur. Bila ditanya pilih mana menyetrika atau memasak? Pilihan saya pasti yang pertama. Memang sejatinya seorang perempuan mempunyai kecintaan terhadap aktivitas yang mempunyai hubungan langsung dengan pemanjaan perut baik perut sendiri maupun perut orang2 yang disayangi. Tidak dipungkiri saat ini rasa itu belum muncul LAGI dalam diri saya. Kenapa LAGI? Sudah pernah cinta sama yang namanya memasak sebelumnya?
Sebelum menikah bisa dikatakan saya jarang berkutat di dapur kecuali untuk masak indomie dan saat akan lebaran (pembantu pulkam, jadilah saya sebagai asisten chef). Ibu saya tidak pernah menyuruh saya untuk belajar memasak bahkan menjelang saya menikah. Salahkah ibu saya karena tidak mengajarkan anak perempuannya memasak? Tentu tidak! Saat suami datang kepada orang tua untuk melamar saya, ibu saya menegaskan bahwa saya tidak bisa memasak. Jika keberatan, proses tidak perlu dilanjutkan.
Memasak mau tidak mau akhirnya menjadi bagian dari hidup saya setelah menikah. Apalagi 2 bulan sesudah menikah saya dan suami harus terpisah dengan keluarga ribuan kilometer jauhnya menyeberang benua. Pelajaran memasak pertama saya dapat justru dari suami. Setelah itu mulai deh tanya teman sana sini. Ditunjang dengan alat2 masak yang cukup lengkap waktu itu, sedikit demi sedikit keterampilan masak saya mulai terasah. Started falling for cooking
Suddenly, harus pulang ke
Begitu pindah ke negaranya mbah LKY ini saya sudah mulai lupa resep masakan yang dulu pernah dibuat karena memang tidak pernah mencatatnya di buku hanya berdasarkan daya ingat. Karena kelamaan tidak dipraktekkan, resep2 tersebut slowly but sure hilang. Mulai dari awal lagi deh. Masak yang mudah2. Menu dari a ke f terus balik ke a . Untuk mencoba resep yang dulu saya mendadak malas (sepertinya cinta sudah memudar) karena alat2 penunjang kegiatan seperti microvawe, grill, oven besar tidak ada dan tidak niat beli. Mahal!
Alhamdulillah suami dan anak nggak rewel dengan menu yang sering berulang dan tidak selalu favorit masing-masing.
“Bun, bikin pizza lagi dong. Pizza buatan bunda enak tuh kulitnya tebal dan empuk. Apalagi toppingnya banyak” rayu suami suatu hari. Lain waktu “masih inget roti isi dan cream supnya nggak? Bikin dong”. Diingatkan begitu bukannya saya semangat untuk membuat malah senyum2 bangga “weis gua bisa yach bikin pizza en roti”. Karena cuma senyum2 saja si pizza dan roti isi tidak terhidanglah di meja makan.” Maaf deh bi..... Lagian nggak ada oven tuh....”. Biasaaaa alasan.... Kalau yang ini agak susah untuk ‘ngeles’nya. Semalam suami bilang lagi “bunda nggak pernah buat salad buah lagi? Terus buah kaleng dicampur susu dengan aroma pandan juga nggak?”. Buatnya memang gampang dan nggak perlu oven dll. Ditagih begitu saya nyengir2 ajah....Dalam hati, ya deh kapan kapaaaan....(dilagukan seperti lagu Koes Plus itu lho)
Bila berteman dengan orang pintar, kita pun akan terikut pintar. Nah, saya sebenarnya dikelilingi oleh teman2 yang hobi dan pintar masak. Sahabat saya disaat hamil tua pun masih menyempatkan diri membuat berbagai jenis kue kering. Subhanallah! Teman yang sekarang sedang di rumah juga jago masak. Tapi ‘virus’ cinta memasak ini belum tertular ke saya. Mungkin ‘antibodi’ yang diproduksi oleh tubuh saya cukup kuat untuk menangkis serangan ‘virus’ ini.
Jujur saja, sebab dari belum munculnya keinginan untuk belajar memasak lebih karena saya cenderung untuk membagi waktu saya dengan aktivitas2 yang lain salah satunya ya ini, typing rambling story, dan saya pun mempunyai program lain yang ingin saya jalankan.
Nantilah mudah2an suatu saat adrenalin dalam tubuh akan membuat saya bergairah kembali untuk bersibuk ria di dapur sehingga tidak ada perkataan “itu panci tefalnya mau dilaminating terus dipajang ya? Juicer juga?”. Weiks....
1 comment:
bunda bisa bikin pizzaaa....??ini baru cerita serruu....hahahahaha...becanda, becanda mbakku sayang....jadi inget memang dikau prefer to iron for 2 hours straight dibanding masak. ga usah khawatir mbak...ada temen kok ada....daku juga sampe sekarang masih kebal kok dengan virus cinta masak....kwekwekwekwek....klo masuk dapur, lebih mending beres2 en bersih2 deh daripada masak....malah klo bisa ga pernah ke dapur samsek, maunya dapur itu bersih dan cemerlang terus, jadi ga usah dipake masak deeeh.....hihihihihi.....kapan2 kita ketemuan yuuukk...trus kita bahas gimana caranya supaya ga kebal lagi sama virus cinta masak ittuuu....;-)
Post a Comment