"Tiap orang pasti punya sisi untuk dipelajari dan berbagi ilmu" demikian pesan singkat yang dikirim oleh sahabat saya beberapa waktu lalu. Kalimat sederhana tetapi mempunyai arti yang mengesankan. Saya mengartikan bahwa sang pengirim haus akan ilmu. Subhanallah! Saya yakin beliau paham betul bahwa mencari ilmu itu sesuatu yang sangat dianjurkan karena dengan ilmu itu akan mendekatkan beliau pada Sang Khalik.
Saya bersyukur karena saya bertemu dan mengenal teman-teman (termasuk sahabat saya itu) yang memiliki ilmu yang berbeda2. Jika ingin bertanya tentang memasak saya bisa menghubungi teman A. Tidak tahu tentang suatu hal dalam agama, selain kepada suami saya juga bertanya pada teman B,C. Ingin tahu tentang penulisan, saya kirim sms kepada teman D. Capek mengutak-atik blog tetapi tetap tidak berhasil, saya tinggal mengetuk pintu kamarnya lalu minta diajarkan (ini dulu sich waktu teman tersebut masih di Blk 242). Nikmat yach dapat transfer ilmu dari mana2. Tidak hanya pengetahuan yang saya dapat, banyak hal2 lain yang tanpa mereka sadari menjadi masukan berharga untuk saya. Jadi teringat tausiah yang mengatakan jadilah manusia yang dapat memberikan manfaat bagi umat di sekitarnya. Keberadaan mereka memberikan manfaat kepada saya. Lalu, bagaimanakah keberadaan saya diantara mereka? Adakah saya punya ilmu untuk dibagikan kepada mereka? Ahh tidak mampu saya menjawab pertanyaan saya sendiri....
Jujur saja, saya sempat tercenung setelah membaca sms diatas. Ilmu apa yang saya punya? Apa yang dapat saya berikan kepada orang disekeliling saya? Saya tidak mau bermuluk-muluk, bahwa saya mempunyai sesuatu (bukan dalam bentuk materi) untuk dibagikan kepada saudara, teman, tetangga....Saat ini yang terpikir adalah, adakah saya sudah mentransfer ilmu kepada keluarga kecil saya? Bila sudah, apa? kapan? dimana? Apakah saya sudah menjadi good role model untuk kedua buah hati saya? Rasanya saya tidak bisa menjawab atau memang belum?
Alangkahnya indahnya bila suatu saat, mbak zaza dan ade qoni berkata, "Oh aku tahu itu, bunda dulu yang mengajarkan..." atau "Aku dapat hal ini dari bunda.... ". Dan mereka meneruskannya kepada anak2 mereka kelak .....
Saya bersyukur karena saya bertemu dan mengenal teman-teman (termasuk sahabat saya itu) yang memiliki ilmu yang berbeda2. Jika ingin bertanya tentang memasak saya bisa menghubungi teman A. Tidak tahu tentang suatu hal dalam agama, selain kepada suami saya juga bertanya pada teman B,C. Ingin tahu tentang penulisan, saya kirim sms kepada teman D. Capek mengutak-atik blog tetapi tetap tidak berhasil, saya tinggal mengetuk pintu kamarnya lalu minta diajarkan (ini dulu sich waktu teman tersebut masih di Blk 242). Nikmat yach dapat transfer ilmu dari mana2. Tidak hanya pengetahuan yang saya dapat, banyak hal2 lain yang tanpa mereka sadari menjadi masukan berharga untuk saya. Jadi teringat tausiah yang mengatakan jadilah manusia yang dapat memberikan manfaat bagi umat di sekitarnya. Keberadaan mereka memberikan manfaat kepada saya. Lalu, bagaimanakah keberadaan saya diantara mereka? Adakah saya punya ilmu untuk dibagikan kepada mereka? Ahh tidak mampu saya menjawab pertanyaan saya sendiri....
Jujur saja, saya sempat tercenung setelah membaca sms diatas. Ilmu apa yang saya punya? Apa yang dapat saya berikan kepada orang disekeliling saya? Saya tidak mau bermuluk-muluk, bahwa saya mempunyai sesuatu (bukan dalam bentuk materi) untuk dibagikan kepada saudara, teman, tetangga....Saat ini yang terpikir adalah, adakah saya sudah mentransfer ilmu kepada keluarga kecil saya? Bila sudah, apa? kapan? dimana? Apakah saya sudah menjadi good role model untuk kedua buah hati saya? Rasanya saya tidak bisa menjawab atau memang belum?
Alangkahnya indahnya bila suatu saat, mbak zaza dan ade qoni berkata, "Oh aku tahu itu, bunda dulu yang mengajarkan..." atau "Aku dapat hal ini dari bunda.... ". Dan mereka meneruskannya kepada anak2 mereka kelak .....